Thursday, March 13, 2014

Happy New Year?????

Tahun baru 2014 udah berlalu, tapi dakwah harus tetep lanjut... Nah, ini ada sedikit pencerahan buat kita kaum muslimin. Mudah-mudahan bermanfaat :)


Merayakan Tahun Baru, boleh nggak sih?
Lima..empat…tiga..dua…Satu
Tret..treet..treeteeeettt…
Cit...ciiuutt…dor..doorrr…doooorrr…
Kira-kira seperti itulah hingar binger detik-detik menjelang pergantian tahun. Riuh rendah suara terompet, petasan, dan kembang api membaur jadi satu. Semua gembira, besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan tak peduli usia semua merayakan.
Nah, sahabat CaNa, sebenernya boleh nggak sih kita umat islam merayakan pergantian tahun? Apa hukumnya dalam islam? Biar nggak tersesat, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!
Tahun baru merupakan pesta perayaan orang-orang romawi yang pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM beberapa hari setelah penobatan Julius Caesar sebagari kaisar romawi yang kemudian tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai hari suci umat kristiani.
Setelah kita tahu sejarahnya, tentu kita bisa menyimpulkan kalau tahun baru adalah tradisi orang-orang kafir. Merayakan tahun baru termasuk meniup terompet dan memberi ucapan selamat tahun baru sama artinya mengikuti tradisi mereka. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (H.R Ahmad & Abu Dawud)
Duh, pastinya nggak  mau kan disamain dengan orang-orang kafir?
Dilihat dari sejarahnya dan sabda rasulullah di atas, temen-temen pasti udah bisa menyimpulkan hukum perayaan tahun baru bagi umat islam bukan?
Perayaan tahun baru identik dengan pesta kembang api. Ratusan bahkan ribuan orang bersama-sama menyalakannya tepat pukul 00.00. Nggak kebayang berapa ratus ribu, berapa juta, atau bahkan berapa milyar uang terbakar sia-sia di alun-alun kota. Asapnya bahkan menimbulkan polusi udara yang merusak alam. Padahal alam dan seisinya merupakan ciptaan Tuhan yang wajib kita rawat dan kita jaga sebagai perwujudan rasa syukur kita.
Jumlah kembang api untuk pesta tahun baru juga tak terhitung banyaknya. Membeli sebanyak itu merupakan tindakan pemborosan. Allah berfirman, “…dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S Al Isra’ : 26-27)
Udah disamain dengan orang-orang kafir, dianggap perusak alam yang nggak pandai mensyukuri nikmat, dikatain saudara syitan lagi. Naudzubillah. Siapa yang mauuuuu???

Adsaraku