Saturday, December 16, 2017

Sastra Klasik | Sinopsis: Hulubalang Raja


Lagi? Yap!

Sebagai penikmat sastra, kita tidak boleh melupakan karya-karya lama yang menjadi pelopor lahirnya karya-karya besar hingga saat ini. Kali ini, ada sebuah sinopsis novel karya Nur Sutan Iskandar yang berjudul “Hulubalang Raja”. Selamat menikmati….






Hulubalang Raja
Nur Sutan Iskandar
 
            Sutan Ali Akbar yang bergelar Raja Adil memiliki seorang adik bernama Putri Ambun Sari. Seorang gadis yang cantik dan berbudi baik. Kakak beradik itu merupakan anak dari  seorang Raja di Hulu. Ibu mereka bernama Putri Reno Gading.

            Beberapa waktu terakhir, Sutan Ali Akbar tampak sering termenung. Ternyata ia memikirkan adiknya yang telah beranjak dewasa dan harus segera menikah. Bersama ayah dan bundanya, Sutan Ali Akbar merundingkan hal itu. Akhirnya diambil keputusan untuk mengadakan sayembara.
            Sayembara pun dilaksanakan. Hampir tidak ada yang bisa memenangkannya, kecuali Sultan Muhammad Syah. Seorang yang bertahta kerajaan di Kota Hilir Inderapura yang sangat besar. Putri Ambun Suri pun dinikahkan dengannya. Pernikahan itu dilaksanakan bukan karena Putri Ambun Sari tertarik pada Sultan Muhammad Syah, melainkan karena Sultan Muhammad Syah adalah seorang Raja yang lebih tinggi daripada Raja di Hulu. Rakyat pun kurang senang dengan keputusan itu. Sultan Muhammad Syah telah beristri. Istrinya, Kemala Sari, adalah sahabat masa kecil Putri Ambun Sari.
            Kemala Sari yang mengetahui bahwa suaminya akan menikahi sahabat masa kecilnya, menjadi geram. Ia segera menyusun rencana untuk menggagalkan pernikahan itu. Kemala Sari mendatangi Putri Ambun Sari dengan memperlihatkan persahabatan. Ia mengatur janji dengan Puri Ambun Sari untuk mandi bersama di sungai. Saat itulah Kemala Sari mencelakakan Putri Ambun Sari sehingga tenggelam di sungai dan hilang tak ditemukan.
            Sutan Ali Akbar yang mengetahui bahwa hilangnya Putri Ambun Sari adalah ulah dari Kemala Sari menjadi murka. Terjadilah perang antara kubu Raja Adil dengan kubu Sultan Muhammad Syah.
            Sementara itu, di lain sisi tersebutlah seorang pemuda bernama Sutan Malakewi. Ia pergi meninggalkan rumahnya karena kebiasaannya yang gemar menyabung ayam telah menghabiskan harta orang tuanya. Di perjalanan ia bertemu dengan seorang saudagar. Ia pun bergabung dengan saudagar itu. Sayang, segerombol penyamun datang menyerang. Teman-temannya tewas sedangkan ia dapat melarikan diri dan ditolong oleh Putri Rubiyah. Putri Rubiyah memiliki seorang anak yang cantik bernama Sarawaya.
            Di rumah itu, Sutan Malakewi dianggap sebagai anak. Putri Rubiyah senang karena Malakewi sering menumpas orang Pauh yang sering mencuri. Sutan Malakewi pun bekerja sama dengan kompeni. Bersama kompeni ia membantu Sultan Muhammad Syah yang sedang berperang dengan Raja Adil. Meski berkali-kali berhasil melakukan penumpasan terhadap pemberontak, Malakei kesulitan menghadapi Raja Adil yang gigih berjuang. Dalam pertempuran itu, Groenewegan nyaris tewas. Ia tewas beberapa lama setelah itu karena terluka.
            Groenewegan pun digantikan oleh Gruys yang juga tidak bertahan lama karena tewas dalam pertempuran. Kepemimpinan pun dipegang oleh Abraham Verspreet. Perjuangan menumpas Laskar Pauh hampir menewaskan Sutan Malakewi. Setelah Sutan Malakewi sembuh, situasi negara sudah membaik. Ia pun berencana mencari adiknya yang ditawan oleh Raja Adil. Maka berangkatlah Sutan Malakewi dengan menyamar sebagai rakyat biasa.
            Penyamaran Sutan Malakewi terbongkar. Ia dibawa menghadap Raja Adil. Di sana ia sangat terkejut karena ternya adiknya, Adnan Dewi telah menjadi istri Raja Adil. Musuhnya kini menjadi adik iparnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk melupakan permusuhan mereka dan menghadap orang tua Adnan Dewi.
            Raja Adil disambut dengan baik bahkan dilangsungkan pesta yang meriah. Sutan Malakewi sendiri segera melangsungkan pernikahannya dengan Putri Sarawaya.


Daaan, itulah kisah Putri Ambun Sari. Nur Sutan Iskandar adalah salah satu sastrawan 20-an. Sebagaimana karakteristik sastra di masa itu, novel ini masih bercerita seputar kehidupan kerajaan. Nah, untuk lebih tahu lengkapnya, jangan lupa baca novelnya yaa... Salam Literasi ☺


No comments:

Post a Comment

Adsaraku