AKU
(Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau.
tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku ingin hidup seribu tahun lagi.
Puisi
“Aku” berisi gambaran tokoh aku lirik yang merupakan seorang yang tangguh dalam
menjalani kehidupan. Ia menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa namun ia akan
terus berjuang sendiri dengan kemampuan dan semangatnya yang menyala-nyala
untuk meraih tujuan hidupnya.
Analisis
Puisi :
a. Tema : Semangat perjuangan hidup
b. Diksi : pilihan kata yang digunakan cukup
sederhana sehingga memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari puisi
tersebut. Meski sederhana namun tidak mengurangi keindahan yang dihasilkan dari
setiap katanya.
c. Nada : pemilihan kata yang digunakan
menimbulkan nada tegas dan semangat untuk terus berjuang.
d. Suasana : suasana dalam puisi tersebut adalah
adanya semangat berjuang yang tinggi dan melibatkan kekuatan emosi meski ada
baris yang berubah suasana menjadi terkesan sedih.
e. Rasa : puisi itu merupakan ekspresi jiwa
penyair yang ingin bebas dan terikat oleh apapun. Semangat perjuangan dalam
dirinya digambarkan sebagai suatu hal yang tidak bisa dihalang-alangi oleh siapapun.
Ia terus berusaha dan tidak peduli pada siapa pun.
f. Majas : hiperbola pada “biar peluru menembus kulitku, aku tetap meradang menerjang”,
metafora pada “aku ini binatang jalang”
g. Citraan : - Pendengaran : “ku mau tak seorang ‘kan merayu”
“tak perlu sedu sedan itu”
- Perabaan : “biar peluru menembus
kulitku’
“hingga hilang pedih perih”
- Gerak : “berlari”
h. Amanat : semangat memperjuangkan tujuan hidup dan
gigih dalam meraihnya.
No comments:
Post a Comment